Menjadi Dewasa

Baru beberapa minggu yang lalu aku mendapat kabar kalau salah satu teman di kantor tempatku bekerja sedang berkabung karena Ayahnya meninggal dunia, ketika mendengar kabar duka tersebut terlintas dibenakku betapa kematian datangnya tiba-tiba tanpa pertanda. Kita tidak pernah tahu kapan ajal datang menjemput, membuatku mempertanyakan hal remeh yang aku pikirkan padahal efeknya jauh lebih minor dari kematian. Contohnya; seperti kekecewaan yang pernah kualami saat perasaanku bertepuk-sebelah tangan, atau pesan singkat yang tidak pernah dibalas dan beberapa panggilan telephone yang terabaikan, ketika mengingat itu semua aku kembali berpikir ulang kebelakang, hidup itu lebih baik dijalani dan memilih untuk selalu berusaha melakukan hal-hal yang membuat kita merasa bahagia bersama dengan orang-orang yang menambah kebahagiaan atau setidaknya yang tidak menyakiti untuk membuat hidup ini bermakna. 

Hidup itu sederhana untuk dijalani dan juga singkat untuk terbuang percuma, lakukan hal-hal yang kamu inginkan. Pergi travelling ke tempat-tempat baru yang belum pernah kamu jelajahi, tertawa bersama orang-orang yang kamu kasihi, karena hidup terlalu berharga untuk disia-siakan tanpa melakukan hal yang membuatmu bahagia.

Menjadi dewasa aku pernah merasakan bagaimana rasanya kebingungan, putus asa, menyesal, dan sakit hati karena putus cinta. Semua hal yang dulu rasanya sangat amat penting sekarang menjadi tidak penting lagi, seperti halnya dulu sakit hati karena putus cinta rasanya seperti dunia hampir kiamat, penyesalannya terasa seperti menjalani hidup tanpa masa depan. Namun sekarang pemikiran pendek seperti itu semua hilang, saat ini aku menjalani hidup dengan perasaan netral akan semua yang aku jalani, semua rasa tidak ada yang lebih istimewa dari rasa lainnya, dan juga tidak ada yang lebih benar atau salah dalam pilihan, yang ada hanya kesadaran akan pilihan yang kuambil dan pilihan mereka berbeda dengan tujuannya masing-masing. 

Hidup itu ya memang sebaiknya hanya dijalani saja dengan tujuan yang ingin dicapai untuk setiap masing-masing manusianya. Kesedihan, sakit hati, marah, kecewa ya tidak apa-apa, itu semua bukanlah akhir dari dunia, karena di dunia ini tidak ada yang pasti, satu hal yang pasti adalah kematian.

Ketika sudah menjalani hidup di tahap berserah pada sang pencipta, apapun masalah yang dihadapi dalam hidup ini menjadi terlihat mudah untuk diterima dan dijalani, semuanya sama, semua masalah yang ada pasti akan berlalu pada akhirnya, karena sesungguhnya begitulah hidup, tidak ada yang kekal di dunia. 

Aku belajar untuk menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, berusaha selalu bersikap baik kepada sesama dan makhluk hidup di dunia termasuk tumbuh-tumbuhan. Aku memiliki prinsip hidup bahwa; Apabila tidak bisa membantu, paling tidak jangan menyakiti. Kita manusia cenderung melakukan hal-hal yang tanpa sadar menyakiti perasaan orang lain melalui perkataan kita, dan sikap kita maka belajarlah untuk selalu memiliki kesadaran atas apa yang kita ucapkan dan apa yang kita lakukan, dan meskipun niat kita baik, belum tentu apa yang kita lakukan baik bagi orang lain. Diam adalah kata kuncinya.

Apa yang aku lakukan dengan mengasah kesadaranku adalah lebih menata perkataanku, pikiran juga hatiku, juga bagaimana ucapanku, dan bagaimana sikapku. Hanya mencoba untuk menjadi versi terbaikku setiap hari. Aku lebih memilih untuk bicara seperlunya saja dengan nada bersahabat atau sopan bila memang diperlukan. Aku memilih untuk tidak berpartisipasi dalam membicarakan orang lain, dan juga memilih untuk menghindari orang-orang yang membawa energy negatif dalam keseharian mereka. Aku memilih untuk menikmati rutinitasku sebanyak mungkin melakukan hal-hal positif dan yang membuatku bersemangat. Lebih seringnya aku menikmati waktu kesendirianku.

Aku mulai menata emosiku menjadi lebih baik, menjadi lebih sabar, lebih memaklumi, lebih menyadari bahwa tidak semua orang memiliki hati baik dan niat baik yang sama seperti yang aku miliki dan itu tidak apa-apa, karena dalam hidup ini, semua orang bebas melakukan hal-hal yang membuat mereka bahagia, namun aku memastikan bahwa caraku mencari kebahagiaan untuk diriku sendiri pastinya tidak menyakiti orang lain. 

Aku hanya ingin menikmati kehidupanku, membuat hidupku menjadi lebih indah dan nyaman untuk kujalani lalu sisanya akan kupikirkan nanti. Aku percaya semua punya waktunya. 


Comments